Penyebab Bocah SD Tewas Dibully, Kepala dan Perut Bengkak

Estimated read time 9 min read



Seorang bocah laki-laki dinyatakan meninggal dunia usai menjalani perawatan secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Junjung Besaoh, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Minggu (27/7/2025) pagi.

Ia diduga menjadi korban bullying alias perundungan oleh teman sebayanya di sekolah. Bahkan foto-foto korban saat menjalani perawatan sempat diposting oleh keluarganya.

Foto tersebut diposting pada akun Facebook Dhony Dinata lengkap dengan caption.

Foto tersebut memperlihatkan seorang bocah tengah terbaring berselimut kain jarik.

Di mulutnya terpasang selang medis. Sementara pada bagian kepala tampak diperban.

Dalam captionnya, bocah itu diakui sebagai keponakannya dan meninggal dunia akibat korban bullying di Sekolah Dasar (SD) Negeri 22 Toboali yang berada di Desa Rias, Kecamatan Toboali.

Tak hanya itu, keluarga korban sampai menandai akun Facebook milik Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid guna memperoleh keadilan bagi keponakannya.

“Kepada bapak Bupati Bangka Selatan Riza Herdavid, dunia pendidikan kita sedang tidak baik-baik saja pak,” tulisnya.

“Ini keponakan saya siswa SDN 22 Rias kelas 5, menjadi korban bully oleh teman temannya. Hari ini ananda sudah meninggal dunia di RSUD Bangka Selatan pada pukul 08.12 Wib,” tambahnya lagi.

“Saya berharap bapak bisa membantu untuk mendampingi memberikan keadilan untuk ananda,” tutup caption postingan tersebut.

Dhony Dinata tak menampik kebenaran dalam postingan itu. Keponakannya yang bernama ZH (10) telah dinyatakan meninggal dunia pagi ini dan telah disemayamkan.

“Benar bang,” katanya ketika dihubungi Bangkapos.com via sambungan telepon, Jumat (27/7/2025) sore.

Keponakannya sempat mengalami perundungan oleh teman-temannya. Setelah perundungan korban sempat muntah dan jatuh sakit namun korban tidak berani melapor ke orang tuanya.

Beberapa saat kemudian korban dibawa ke rumah neneknya yang berada di Rawa Bangun, Kelurahan Toboali. Di sana korban baru berani bercerita bahwa ia telah dikeroyok oleh teman-temannya.

Korban mengaku dipukuli oleh teman-temannya pada bagian perut dan kepala. Karena kondisi kian parah, korban langsung dilarikan ke RSUD Junjung Besaoh guna menjalani perawatan pada Jumat (25/7/2025).

Korban mengalami pembengkakan pada bagian kepala dan luka dalam pada bagian lambung. Sampai akhirnya harus menjalani operasi pada Sabtu (26/7/2025).

“Korban ini sempat menjalani operasi dan hari ini dinyatakan meninggal dunia,” jelas Dhony.

Pihak keluarga sangat menyesalkan adanya kejadian perundungan ini. Berdasarkan pengakuan korban sebelum meninggal dunia, ia sempat melapor telah menjadi korban perundungan kepada guru di sekolahnya.

Sayangnya, guru tersebut seolah tak peduli akan laporan korban.

Parahnya, guru tersebut memvonis korban yang mengalami sakit perut karena makan mi instan dan kepedasan. Padahal korban dibully sekitar dua pekan yang lalu.

Tak hanya sekali, namun diduga berkali-kali korban dapat perundungan oleh temannya. Karena perundungan itu korban sempat takut dan tidak pergi ke sekolah selama empat hari.

“Perundungan ini diduga berulang, tidak satu kali. Karena ada teman keponakan saya yang melihat korban dikeroyok,” paparnya.

Adanya peristiwa ini, Dhony mengaku akan membawa perkara ini ke ranah hukum. Besok, Senin (28/7/2025) ia berencana akan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk meminta pendampingan. Termasuk ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Selatan.

“Kita juga masih menunggu hasil rekam medis dari RSUD,” tukas Dhony.


Bupati Panggil Guru dan Kepala Sekolah

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung memastikan akan menindaklanjuti dugaan kasus bullying alias perundungan yang terjadi di dunia pendidikan di daerah itu.

Seperti diketahui seorang siswa kelas V di Sekolah Dasar (SD) Negeri 22 Toboali, di Desa Rias bernama ZH (10) dinyatakan meninggal dunia usai menjalani perawatan di rumah sakit.

Ia diduga menjadi korban perundungan oleh teman sebanyak saat hari pertama masuk sekolah pasca libur semester.

Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid mengaku terkejut akun media sosialnya ditandai oleh paman korban.

Pemerintah daerah memastikan akan mengusut tuntas dugaan kasus perundungan tersebut.

Dirinya pun telah memerintahkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Selatan untuk langsung melakukan pemanggilan terhadap kepala sekolah dan guru di SD N tersebut.

“Kepala sekolah dan guru sudah dipanggil oleh dinas terkait,” kata dia kepada Bangkapos.com, Minggu (27/7/2025) malam.

Riza Herdavid membeberkan kepala sekolah dan guru telah melakukan pemanggilan terhadap terduga anak-anak yang melakukan perundungan. Bahkan pihak sekolah telah memberikan sanksi berupa peringatan tertulis kepada anak maupun orangtua terduga pelaku.

Berdasarkan keterangan dari para anak-anak terduga pelaku hanya melakukan perundungan secara verbal atau lisan.

Mereka tidak sampai melakukan perundungan dengan tindakan kekerasan seperti informasi beredar.

Namun, hal tersebut masih akan dilakukan pendalaman oleh dinas terkait.

Saat ini Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Anshori tengah melakukan upaya untuk menggali informasi dari keluarga korban.

“Anak-anak sudah menyampaikan bahwa mereka hanya beulok-ulok (bercanda-red),” jelas Riza Herdavid.

Dirinya menegaskan bullying adalah tindakan kekerasan terhadap anak, baik secara fisik maupun psikologis dan melanggar hak anak.

Khususnya untuk merasa aman dan terlindungi di lingkungan sekolah. Pemerintah daerah terus berupaya menciptakan sekolah sebagai tempat nyaman dan anti perundungan. Pasalnya, bullying adalah masalah serius yang harus ditangani bersama.

Dengan kesadaran dan kerjasama dari semua pihak, sekolah dapat menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua siswa.

Adanya perundungan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik serta mengganggu proses belajar di sekolah.

Sebabnya, upaya pencegahan dan penanganan bullying sangat penting untuk melindungi hak setiap murid untuk merasa aman dan dihormati di sekolah.

“Dinas terkait terus mencoba menciptakan suasana belajar yang positif dan mendukung perkembangan siswa secara optimal,” ucapnya.

Kendati demikian Riza Herdavid menyebut pihak sekolah tidak pernah melakukan pembiaran terhadap tindakan perundungan.

Hanya saja guru maupun kepala sekolah belum sempat menjenguk korban ketika dirawat di rumah sakit.

“Guru dan kepala sekolah tidak ada pembiaran. Cuma saat korban di rumah sakit mereka belum sempat menjenguk,” tukas Riza Herdavid.


Operasi Infeksi Usus

Seorang siswa kelas V di Sekolah Dasar (SD) Negeri 22 Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka bernama bernama ZH (10) dinyatakan meninggal dunia.

Ia mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (27/7/2025) sekitar pukul 08.12 Wib setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

Ia diduga telah menjadi korban perundungan oleh teman sebayanya saat hari pertama masuk sekolah.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Junjung Besaoh, dr Helen Sukendy mengatakan, pihaknya memang sempat melayani pasien atas nama ZH.

Namun, pada pagi tadi korban dinyatakan telah meninggal dunia setelah menjalani perawatan secara intensif.

Akan tetapi, ia tak mengetahui bahwa pasien diduga merupakan korban kasus bullying alias perundungan.

“Benar bang (Pasien ZH meninggal dunia),” kata dia kepada Bangkapos.com, Minggu (27/7/2025).

Helen Sukendy menerangkan korban memang sempat menjalani perawatan selama beberapa hari di RSUD Junjung Besaoh.

Korban masuk ke RSUD Junjung Besaoh pada Jumat (25/7/2025). Kemudian pada Sabtu

(26/7/2025) korban menjalani operasi pada bagian perut.

Dokter yang menangani mendiagnosis korban mengalami infeksi usus atau kondisi peradangan pada saluran pencernaan.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban ini mengalami infeksi usus,” ujar Helen.


Keluarga Bawa Kasus ke APH

Keluarga almarhum ZH (10) seorang siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 22 Toboali, di Desa Rias memastikan akan membawa perkara bullying alias perundungan ke ranah hukum.

Hal itu ditegaskan langsung oleh paman korban, Dhony Dinata kepada Bangkapos.com, Minggu (27/7/2025) malam.

Rencananya besok ia bersama keluarga akan melaporkan dugaan tindakan perundungan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polres Bangka Selatan.

“Besok kami akan melaporkan kasus ini ke PPA Polres Bangka Selatan,” kata dia.

Menurutnya pihak keluarga sangat menyesalkan adanya kejadian perundungan ini. Berdasarkan pengakuan korban sebelum meninggal dunia, ia sempat melapor telah menjadi korban perundungan kepada guru di sekolahnya. Akan tetapi, guru tersebut seolah tak peduli akan laporan korban.

Parahnya, guru bilang korban yang mengalami sakit perut karena makan mi instan dan kepedasan.

Padahal keponakannya menjadi korban bully saat hari pertama masuk sekolah pasca libur semester.

Tak hanya sekali, namun diduga berkali-kali korban dapat perundungan oleh temannya. Karena perundungan itu korban sempat takut dan tidak pergi ke sekolah selama empat hari.

“Perundungan ini diduga berulang, tidak satu kali. Karena ada teman keponakan saya yang melihat korban dikeroyok,” tegas Dhony Dinata.


Pemerintah Segera Tindaklanjuti

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung memastikan akan segera menindaklanjuti ihwal dugaan kasus bullying alias perundungan yang terjadi di dunia pendidikan.

Diketahui seorang pelajar kelas V Sekolah Dasar (SD) Negeri 22 Toboali di Desa Rias bernama ZH (10) dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Junjung Besaoh pada Minggu (27/7/2025) pagi.

Siswa tersebut diduga menjadi korban perundungan oleh teman sebayanya di sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Selatan, Anshori mengatakan pihaknya tengah menggali informasi kepada kepala SD N 22 Toboali dan juga guru.

Hal ini guna mengetahui kebenaran dari dugaan kasus perundungan tersebut.

“Kami masih melakukan klarifikasi dengan kepala sekolah dan guru,” kataya kepada Bangkapos.com, Minggu (27/7/2025).

Berdasarkan informasi yang dirinya terima, korban hanya sempat masuk sekolah selama satu hari.

Tepatnya pada Senin (14/7/2025) dua pekan lalu saat masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru. Sedangkan dua hari setelahnya korban tak lagi kunjung masuk ke sekolah.

Saat itu orangtua korban datang ke sekolah untuk memberikan informasi bahwa anaknya sedang sakit.

Orangtua korban mengadu anaknya telah menjadi korban perundungan.

Namun demikian, ia akan menjadwalkan akan menggelar konferensi pers Senin (28/7/2025) besok. Agar masyarakat dapat mengetahui secara pasti mengenai dugaan perundungan tersebut.

“Besok kami akan melakukan konferensi pers. Bersama kepala sekolah dan juga guru dari SD N 22 Toboali agar masyarakat bisa mengetahui secara jelas,” sebut Anshori.


Segera Diselidiki

Kepolisian Resor Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung memastikan akan segera melakukan penyelidikan ihwal dugaan kasus bullying alias perundungan yang terjadi di Sekolah Dasar (SD) Negeri 22 Toboali di Desa Rias, Kecamatan Toboali.

Di mana seorang siswa yang masih duduk di bangku kelas V sekolah dasar dinyatakan meninggal dunia Minggu (27/7/2025) pagi usai menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Junjung Besaoh.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bangka Selatan, AKP Raja Taufik Ikrar Bintani mengatakan pihaknya belum menerima laporan ihwal dugaan kasus perundungan di SD N 22 Toboali.

Meskipun begitu dirinya telah menerima informasi ihwal dugaan perundungan tersebut.

“Memang belum ada laporan dari pihak keluarga. Tetapi kami sudah mendapatkan informasinya,” kata dia kepada Bangkapos.com, Minggu (27/7/2025) petang.

Raja Taufik Ikrar Bintani mengaku akan segera melakukan penyelidikan ihwal dugaan kasus perundungan tersebut. Mengingat peristiwa ini terjadi di lingkungan pendidikan.

Pasalnya, setiap satuan pendidikan harus menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua murid.

Perundungan adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan dari semua pihak. Dengan upaya bersama, semua pihak dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan kondusif bagi perkembangan siswa.

“Kami akan melakukan upaya penyelidikan secepatnya,” tegas Raja Taufik Ikrar Bintani.


(*/ )



Baca berita
TRIBUN MEDAN
lainnya di
Google News



Ikuti juga informasi lainnya di
Facebook
,
Instagram
dan
Twitter
dan
WA Channel



Berita viral lainnya di
Tribun Medan

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours