Jejak Kematian Arya Daru: Hubungan Irjen Purn Anton Charliyan dengan Pembunuhan Subang

Estimated read time 5 min read



– Inilah sosok Irjen Purn Anton Charliyan, Mantan Kapolda Jawa Barat yang menyinggung soal pembunuhan ibu dan anak di Subang saat menanggapi kasus tewasnya diplomat Arya Daru di kamar kos kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang adalah kasus tewasnya Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu yang jasadnya ditumpuk di dalam mobil Alphard depan rumahnya.

Kasus ini baru terungkap setelah dua tahun berjalan.

Dan pelaku pembunuhan in ternayta adalah suami dan ayah korban, yakni Yosep Hidayah dibantu keponakannya, Muhammad Ramdanu.

Sementara kasus kematian Arya Daru yang tewas dengan kepala terlilit lakban hingga kini belum terungkap.

Irjen Purn Anton Charliyan menyebut bahwa polisi harus mendalami lagi keterangan istri Arya yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban.

Rekaman CCTV memperlihatkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar Arya sebelum jasad korban ditemukan tewas dalam kondisi kepala terlilit lakban.

Dari keterangan polisi, gerak-gerik penjaga itu berkaitan langsung dengan permintaan istri Arya, Ayu Puspitantri.

Istri diplomat muda disebut meminta tolong penjaga kos untuk mengecek kamar nomor 105 yang dihuni korban.

Menurut Anton Charliyan, keterangan istri dari diplomat muda yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban harus diperdalam lagi.

Anton lantas menyinggung kasus pembunuhan Subang yang ternyata pembunuhnya berasal dari orang dekat alias keluarga.

“Saya kira kalau tidak ada latar belakang itu sesuatu yang janggal, tetapi ketika ada latar belakang misalkan seperti yang dikatakan bahwa itu diminta oleh istrinya, kalau diminta oleh istrinya itu juga harus didalami lagi,” kata Anton, Minggu (13/7/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.

“Seperti, mohon maaf, tidak menuduh, masalah pembunuhan Subang kan ternyata (pelaku) adalah dari keluarganya sendiri,” imbuhnya.

Menurut Anton, polisi harus mengumpulkan seluruh bukti-bukti dalam kasus diplomat muda tewas ini.

“Makanya ini di samping physical evidence, bukti-bukti mati, bukti-bukti hidup, latar belakang ini harus saling berkelindan erat karena untuk mengungkap satu masalah tidak bisa dari satu sisi,” katanya.

“Apalagi ini dikatakan apakah sidik jari itu hanya di lakban saja atau ada di tempat lain kan ini perlu terus-terusan dikumpulkan antara satu bukti dengan satu yang lain,” imbuhnya.

Anton sependapat dengan pernyataan eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno yang menyabut bahwa kasus diplomat muda tewas ini kemungkinan 50 persen bunuh diri dan 50 persen pembunuhan.

“Tapi apabila dilihat dari tutupan lakban itu apakah tutupan lakban itu di hidung kan kita juga tidak tahu,” ujar Anton.

“Yang jelas itu ada orang lain kemungkinan yang melakukannya, sehingga bisa saja terjadi ini adalah pembunuhan,” tuturnya.

Anton menilai, jejak digital, sidik jari, hingga telapak kaki korban juga harus diperiksa oleh polisi

“Makanya ini untuk mengungkap satu pembunuhan itu memang betul tidak boleh dipotong berpuzzle-puzzle,” kata dia.

“Jejak digital misalkan, baik handphone, sidik jari, telapak kaki, seperti di Subang kan ini bisa dilihat ternyata ada beberapa telapak kaki yang berbeda,” lanjutnya.

Anton Charliyan meminta penyidik tidak terganggu oleh opini-opini yang beredar di masyarakat luas terkait dengan kasus diplomat muda tewas ini.

Ia juga meminta masyarakat untuk bersabar menanti terungkapnya kasus tersebut.

“Ini perlu kecermatan jangan sampai nanti malah karena desakan opini, salah tangkap orang sehingga menjadikan simalakama bagi Polri bukan mendapatkan satu prestasi malah mendapatkan caci maki,” ujar Anton.

“Mohon bersabar dulu saja. Kasus pembunuhan ini selalu terungkap, apalagi sekarang dengan teknologi yang canggih tentu saja akan sangat membantu.”

“Karena di dalam kasus pembunuhan ini, selalu ada yang seolah-olah ada yang menuntun baik dari batin atau apa gitu, pada akhirnya ya bisa ketemu, yang penting ulet,” ucapnya.

Sebelumnya, Arya ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban di kamar indekosnya, di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) lalu.

Arya ditemukan meninggal dalam posisi terbaring di atas kasur.

Kamarnya dalam keadaan terkunci dari dalam.

Polisi menyebut tidak ada tanda-tanda kerusakan pintu maupun kehilangan barang.

Polisi belum bisa menyimpulkan apakah kematian Arya Daru Pangayunan disebabkan faktor medis, bunuh diri, atau dugaan kriminal.

Jenazah Arya telah dipulangkan ke keluarga dan dimakamkan di kampung halamannya di Bantul, Yogyakarta.


Siapakah Anton Charliyan?

Melansir dari WIkipedia, Irjen. Pol. (Purn.) Dr. Drs. H. Anton Charliyan, M.P.K.N. lahir 29 November 1960.

Ia adalah seorang Purnawirawan perwira tinggi Polri yang sebelumnya menjabat sebagai Analis Kebijakan Utama Lemdiklat Polri.

Setelah pensiun dari dinas kepolisian.

Dirinya maju sebagai calon wakil gubernur bersama TB Hasanuddin di Pilgub Jawa Barat tahun 2018, pasangan ini di usung oleh partai tunggal PDIP.

Namun ia kalah di posisi 4.

Anton, lulusan Akpol 1984 ini berpengalaman dalam bidang reserse.

Jabatan sebelumnya adalah Wakalemdiklat Polri.

Riwayat Pendidikan:

  • AKABRI (1984)
  • PTIK (1988)
  • SESPIM (1999)
  • SESPATI XIII (2007)
  • LEMHANAS PPSA (2013)

Riwayat Jabatan:

  • PAMA POLDA KALBAR: 02–10–1984
  • PA STAF PTIK: 01–07–1988
  • KASAT SABHARA POLRESTA PONTIANAK POLDA KALBAR: 18–08–1988
  • KAPOLSEKTA PONTIANAK SELATAN POLDA KALBAR: 15–12–1989
  • KASAT SERSE POLRESTA PONTIANAK POLDA KALBAR: 19–10–1991
  • KAPUSKODAL OPS POLRES SAMBAS POLDA KALBAR: 02–04–1992
  • PA SPRIPIM POLDA KALBAR: 29–12–1992
  • KASUBBAG EVADASI DIKMA BAG EVADASI DIKMATUK DITDIK POLRI: 01–03–1995
  • KASUBBAG KATAN BAG KATPATMA SUBDIT DIAGA DIT MINPERS: 02–02–1997
  • PS. KABAG DIAWAN/GASUS SUBDIT DALKAR DITMINPERS POLRI: 01–03–1998
  • PAMEN MABES POLRI: 01–12–1999
  • KABAG SERSE UM DIT SERSE POLDA JATIM: 01–05–2000
  • GURU MADYA SECAPA LEMDIKLAT POLRI: 21–11–2000
  • WAKA KORSIS SECAPA LEMDIKLAT POLRI: 03–08–2001
  • SESDIT SERSE POLDA METRO JAYA: 18–03–2002
  • KAPOLRES WAJO POLWIL BONE POLDA SULSEL: 17–09–2002
  • WADIR RESKRIMUM POLDA METRO JAYA: 25–02–2003
  • PENYIDIK UTAMA DIT INTELKAM DAN TRANNAS BARESKRIM POLRI: 20–08–2004
  • KANIT III DIT INTELKAM DAN TRANNAS BARESKRIM POLRI: 17–01–2006
  • KAPOLWIL PRIANGAN POLDA JABAR: 16–03–2008
  • WAKA POLDA KALTENG: 29–12–2009
  • WAKA POLDA KALTENG: 26–04–2011
  • KAROBINDIKLAT LEMDIKPOL: 23–02–2012
  • KADIV HUMAS POLRI:[1] 05–03–2015
  • KAPOLDA SULSEL: 14–04–2016
  • KAPOLDA JABAR: 12–12–2016
  • WAKALEMDIKLAT POLRI: 25-08-2017
  • ANALIS KEBIJAKAN UTAMA SESPIMTI LEMDIKLAT POLRI: 05-01-2018
  • DOSEN TETAP PASCASARJANA STISIP TASIKMALAYA

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul
Diplomat Muda Arya Daru Tewas, Eks Kapolda Jabar Singgung Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang


>>>Update berita terkini di Googlenews

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours